• June 2, 2023

Waspada Beser dan Menahan Pipis Saat Mudik Bisa Memicu Penyakit Urologi Pada Perempuan

Perlu diketahui, segala macam penyakit jika tidak segera dilakukan pengobatan tentunya akan berdampak buruk dan menimbulkan komplikasi yang memperparah kondisi tubuh, tak terkecuali kondisi LUTS sebagai penyakit di bidang urologi. 

Segeralah berkonsultasi ke dokter apabila mulai muncul gejala LUTS seperti di atas, agar dokter dapat memeriksa dan menentukan penyebab dari gejala tersebut, mencegah komplikasi lebih lanjut dan memperbaiki kualitas hidup.

“Saat seorang pasien berkonsultasi nantinya akan dilakukan beberapa langkah pemeriksaan agar tatalaksana dapat dilakukan secara tepat. Langkah pertama yang dilakukan tentunya wawancara (anamnesis) dan observasi terkait dengan gejala yang dialami pasien. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan tambahan seperti uji laboratorium dan pemeriksaan pencitraan (imaging),” sebut Prof. Harrina.

 

Pemeriksaan Urodinamik

Prof. Harrina yang merupakan salah satu dokter spesialis urologi Siloam Hospitals ASRI di Duren Tiga, Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa terdapat suatu alat diagnostik yang dapat membantu menjelaskan mekanisme atau penyebab kelainan di bidang urologi fungsional seperti LUTS.  Diagnosis yang tepat akan membantu dokter untuk menentukan tata laksana yang tepat untuk pasien. 

“Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk diagnosis kondisi LUTS adalah pemeriksaan urodinamik yang fungsinya adalah sebagai merekam perilaku kandung kemih saat sedang diisi dan saat sedang berkemih. Data yang didapat nantinya berupa grafik yang dapat menunjukkan kapasitas kandung kemih kencing, ada tidaknya overaktivitas kandung kemih saat sedang diisi dan apakah otot kandung kemih berkontraksi dengan baik saat berkemih, serta apakah masih terdapat sisa urine setelah pasien selesai berkemih. Data yang didapat lalu dikombinasikan dengan keluhan dan kondisi klinis pasien hingga dapat menetukan rekomendasi tata laksana untuk pasien,” ujar Prof Harrina.

Dokter yang meraih gelar Ph.D. dari Hannover Medizinische Hochschule, Jerman ini menyebutkan, “Pemeriksaan urodinamik ini dapat dilakukan tanpa menginap (rawat jalan), tanpa pembiusan, dan tidak mengharuskan pasien untuk berpuasa serta dilakukan hanya sekitar 30 menit saja.  Setelah pemeriksaan hasil dapat langsung keluar, dokter akan langsung mendiskusikan tata laksana dan setelahnya pasien dapat langsung pulang atau kembali ke dokter yang merujuk.”

 

Terapi yang dapat dilakukan terhadap pasien urologi fungsional

Langkah berikutnya yang biasa diambil setelah dilakukan pemeriksaan diagnostik adalah rekomendasi tata laksana. Tata laksana untuk penyakit urologi fungsional seperti LUTS biasanya dimulai dengan terapi konservatif yaitu modifikasi gaya hidup seperti mengatur jumlah dan jenis cairan serta makanan, mengatur jadwal berkemih, menurunkan berat badan, berhenti merokok, serta mengelola penyakit peyerta seperti diabetes melitus, darah tinggi, dan asma bila ada. Selain itu, terapi fisik dan rehabilitasi juga dapat diberikan seperti latihan otot dasar panggul dan stimulasi kandung kemih. Obat-obatan diberikan sesuai diagnosis. Pada infeksi saluran kemih diberikan antibiotik, sedangkan pada OAB atau beser diberikan obat untuk mengurangi kontraksi kandung kemih seperti anti muskarinik atau beta 3 agonis. Terapi dijalankan dan diamati selama kurang lebih 12 minggu dan apabila tidak ada perbaikan pilihan terapi yang lebih invasif dapat ditawarkan.

 “Persentase keberhasilan kelainan urologi fungsional adalah sekitar 60-70% dengan terapi non invasif (tanpa pembedahan). Pasien dapat menjalani terapi yang tepat karena dibantu oleh data urodinamik yang detail,” ujar Prof. Harrina.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *