
Obesitas Ekstrem Terjadi Lagi, Harus Apa?
admin
- 0
Kasus obesitas ekstrem kembali ditemukan. Merujuk reportase dari Kompas.com, kasus kali ini terjadi pada seorang remaja usia 19 tahun dengan berat 200 kg-an di daerah Jakarta Timur. Mengapa hal ini bisa terjadi? Seberapa bahayakah obesitas ekstrem? Simak faktanya berikut ini!
Apa itu obesitas ekstrem?
Obesitas didefinisikan oleh Badan Kesehatan Dunia sebagai penumpukan lemak berlebihan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.

Obesitas dapat diklasifikasikan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang yang dapat diukur dengan rumus berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan (dalam meter). Berikut adalah klasifikasi obesitas berdasarkan IMT.
- IMT < 18,5 diklasifikasikan sebagai berat badan kurang (underweight)
- IMT = 18,5 – 22,9 diklasifikasikan sebagai berat badan normal
- IMT = 23 – 24,9 diklasifikasikan sebagai kelebihan berat badan (overweight) dengan risiko
- IMT = 25 – 29,9 diklasifikasikan sebagai obesitas
- IMT = ≥ 30 diklasifikasikan sebagai obesitas tingkat dua
Nah, apabila IMT sangat jauh dari angka 30, maka dapat diklasifikasikan sebagai obesitas ekstrem.
Apa penyebab obesitas?
Sesuai definisinya, obesitas dapat terjadi apabila asupan energi yang masuk ke dalam tubuh dengan energi yang dikeluarkan tidak seimbang. Terdapat dua faktor risiko utama penyebab obesitas, mari simak!
Pola makan tidak seimbang
Apabila Sahabat Sehat mengonsumsi makanan dengan kalori tinggi lebih banyak dibanding kalori yang dibakar, maka dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hal ini dikarenakan asupan kalori berpengaruh langsung terhadap naik turunnya berat badan.

Kurang gerak atau berolahraga
Tahukah Sahabat Sehat, bahwa pembakaran kalori dipengaruhi oleh aktivitas fisik? Maka dari itu, apabila kamu jarang beraktivitas fisik, maka semakin sedikit kalori yang dibakar. Apabila semakin sedikit kalo yang dibakar, maka semakin banyak kalori yang “tinggal” di tubuh.
Dari fakta tersebut bisa disimpulkan bahwa obesitas yang “ekstrem” dapat disebabkan oleh pola makan tidak sehat dan kurang aktivitas fisik secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
Seberapa bahayakah obesitas?
Pengidap obesitas biasanya akan mengalami peningkatan kadar gula dalam darah yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung koroner, stroke, diabetes melitus, dan hipertensi. Penelitian juga telah membuktikan bahwa pengidap obesitas berisiko tinggi mengalami kanker dan gangguan kesuburan. Apabila obesitas semakin parah, maka pengidapnya dapat mengalami gangguan nafas berupa sumbatan saat sedang tidur ataupun gangguan dalam beraktivitas sehari-hari karena badan yang terlalu berat.
Risiko obesitas yang disebutkan sebelumnya dapat mengindikasikan bahwa obesitas memang berbahaya bagi kesehatan. Pada kasus obesitas ekstrem, tingkat bahayanya tergantung dari situasi kondisi pengidapnya yang perlu diobservasi langsung oleh tenaga profesional.
Apa yang bisa dilakukan?
Sahabat Sehat, dengan maraknya kasus obesitas ekstrem dapat meningkatkan kesadaran dan menjadi evaluasi bagi kita semua untuk secara rutin memantau berat badan dalam rangka hidup lebih sehat. Sahabat Sehat dapat mengukur IMT dan menentukan apakah tergolong obesitas. Berikut adalah langkah yang bisa dilakukn untuk menghindari obesitas.
Pertama, mengatur pola makan sehat dengan mengonsumsi sayur dan buah minimal 5 porsi setiap harinya dan membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih. Kedua, mengatur aktivitas fisik dengan membatasi aktivitas leisure seperti tidur berlebihan, menonton televisi, bermain komputer, juga dengan meningkatkan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit setiap hari.
Selain itu, langkah yang bisa dilakukan adalah menghindari stress dan tidak merokok dan mengonsumsi makanan atau minuman beralkohol. Apabila Sahabat Sehat mengalami kesulitan menerapkan pola hidup seperti yang sudah disebutkan, kamu dapat berkonsultasi ke ahli gizi atau dokter di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Sekian informasi terkait obesitas kali ini. Semoga pengidap obesitas ekstrem dapat terobati dengan baik sehingga dapat beraktivitas normal lagi. Semoga Sahabat Sehat semua dapat menerapkan pola hidup sehat.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP